Dairi – Indonesia24.Com
Puluhan Juta Rupiah uang dana desa Sambaliang Kecamatan Berampu Kabupaten Dairi Tahun Anggaran 2023 lalu, diduga di Korupsi kepala desa beserta koleganya.
Praktik dugaan korupsi dana desa itu terendus beberapa media, dan ada menemukan dugaan kecurangan anggaran dana desa pada sub bidang pembangunan tahun 2023 lalu.
Sebagai informasi, pada TA 2023 lalu, dana desa Sambaliang membangun rabbat beton di dusun satu, sepanjang 200 meter dengan pagu anggaran. Rp.252.000.000.
Ironisnya, pekerjaan pembuatan rabbat beton itu hanya dikerjakan 150 bukan 200 meter sebagaimana mestinya. Sehingga menimbulkan kerugian keuangan dana desa, sebesar Rp.63.000.000.
Kasus itu sempat viral dan menjadi perhatian pihak Camat Berampu dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Dairi langsung turun kelokasi pada sekitar bulan Februari 2024 lalu.
Saat itu, Kadis Pemdes Kabupaten Dairi, Simon Tony Malau kepada Wartawan di lapangan mengakui jika pekerjaan fisik rabat beton desa Sambaliang ada kekurangan volume panjang pekerjaan 50 meter.
Simon Tony Malau memerintahkan Kepala Desa Sambaliang Charlon Sihombing, agar kekurangan volume pekerjaan rabbat beton itu anggarannya di silpakan pada tahun anggaran berikutnya.
Setelah lebih kurang 3 bulan lamanya kasus itu diam. aroma dugaan korupsi menguap lagi, dan ternyata mutu pekerjaan rabbat beton sepanjang 150 meter itu juga amburadul.
Dari investigasi, Indonesia 24.Com, Senin ( 27/5 ) melihat rabbat beton yang masih seumur jagung ternyata juga sudah mengalami kerusakan parah.
Menurut salah satu sumber yang layak dipercaya dan mengaku ikut sebagai karyawan ketika rabbat beton dibangun. Menyebutkan, campuran semen untuk mencor rabbat beton diakui dikurangi atas perintah oknum kepala desa dan kolleganya HU, akunya.
“ dalam satu molen campuran semen dibuat setengah sak, dicampur material batu krikil, dan pasir padahal mestinya semen satu sak” ujarnya.
Menurut perhitungannya , untuk membuat rabbat beton sepanjang 150 meter dengan tebal 15 Cm mestinya dibutuhkan semen sebanyak lebih kurang 500 sak. namun kenyataannya hanya berkisar 250 sak semen dipergunakan, ujarnya lagi.
“kami masyarakat pengguna jalan, sangat menyesalkan oknum Kades dan kolleganya menilep semen padahal jalan ini adalah jalan kampung meteka sendiri” ujarnya ( ginting)