Lahirnya Sibayak dan Raja Urung Karo Pasca Runtuhnya Kerajaan Aru atau Haru di Sumatera Timur

ERIANTO PERANGIN ANGIN

- Redaksi

Rabu, 8 Januari 2025 - 15:44 WIB

401,916 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Catatan Roy Fachraby Ginting Akademisi Universitas Sumatera Utara

 

MEDAN SUMUT,Indonesia24.co|Kekuatan dan kejayaan kerajaan Aru atau Haru mulai memudar ketika Kesultanan Aceh semakin berkembang, menjadi mimpi buruk bagi Raja Aru atau Haru.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketika terjadi penyerangan Kesultanan Aceh ke Kerajaan Aru atau Haru, Raja dan para pembesaran Aru atau Haru yang sangat di benci itu akhirnya terbunuh dalam peperangan untuk mempertahankan tanah airnya.

Pada abad ke-16, wilayah Kerajaan Aru atau Haru ini hanya menjadi rebutan antara Kesultanan Aceh dan Johor.

Setelah Sultan Iskandar Muda naik tahta, Kerajaan Aru atau Haru berakhir dan era penjajahan Kesultanan Aceh mulai secara perlahan menguasai wilayah bekas kerajaan Aru atau Haru dan akhirnya mereka berhasil menguasai kerajaan kerajaan kecil atau raja raja urung dengan membuat kebijakan mendirikan Kesultanan Deli di Sumatera Timur.

Fakta dan pendapat para ahli sejarah yang menulis Kerajaan Aru atau Haru bawa Kerajaan ini runtuh di abad ke 16 atau tepatnya pada tahun 1613 M.

Ketika Kerajaan Aru atau Haru runtuh, maka Kerajaan Majapahit sudah tidak ada lagi dan ini berarti Kerajaan Aru dan Haru kemungkinan besar tidak lama di taklukkan Majapahit.

Kerajaan Majapahit didirikan pada tahun 1293 dan berakhir pada tahun 1527 dan Kerajaan Haru, juga dikenal sebagai Kerajaan Aru, didirikan pada tahun 1225 dan berakhir pada tahun 1613

80 tahun Majapahit hancur di tahun 1527 dan runtuh baru Kerajaan Haru berakhir di tahun 1613 M, akibat berbagai faktor, di antaranya adalah di sebabkan perselisihan dengan Aceh dan negara-negara tetangga di Semenanjung Tanah Melayu dan Sumatera.

Demikian juga karena faktor kehilangan pelabuhan pesisir yang membuat kerajaan terisolasi dari jaringan perdagangan maritim global dan serangan terakhir kerajaan Aru atau Haru dari Sultan Iskandar Muda dari Aceh pada tahun 1613 M.

Kerajaan Haru yang juga dikenal sebagai Kerajaan Aru, mengalami beberapa peristiwa penting dalam sejarahnya, yaitu:

Pada tahun 1365, Kerajaan Haru ditaklukkan oleh Majapahit

Pada tahun 1539, kota pelabuhan Kota Rentang jatuh ke Aceh

Pada tahun 1564, Kerajaan Haru dikalahkan oleh tentara Uthmaniyah

Pada tahun 1613, Sultan Iskandar Muda dari Aceh melakukan serangan terakhir untuk menutup nasib Kerajaan Haru.

Baca Juga :  Diduga penipu Suami Istri Asal Tanjung Balai Ini Resmi Dilaporkan ke Polrestabes Medan

Setelah runtuhnya Kerajaan Haru, wilayahnya digantikan oleh Kesultanan Deli yang kemudian menjadi protektorat Aceh dari tahun 1632–1669.

Akibat runtuhnya Kerajaan Aru atau Haru ini, maka di wilayah bekas kerajaan ini berdiri berbagai raja raja kecil yang menguasai wilayah masing masing.

Dalam tulisan ini, penulis khusus menulis data dan sejarah Kerajaan Karo yang lahir pasca runtuhnya Kerajaan Aru atau Haru.

Setelah runtuhnya kerajaan Haru/Aru, maka di bekas wilayahnya berdirilah Kesultanan Deli dan pecahannya Kesultanan Serdang serta satu lagi Kesultanan Langkat.

Ketiga kerajaan ini bercirikan budaya Melayu Islam yang dimiliki dan di dirikan warga bekas Kerajaan Aru atau Haru.

Walaupun 3 kerajaan Islam Melayu itu ada dan eksis, masih ada berdiri beberapa kerajaan Karo yang tetap kukuh dan berdiri tegak untuk mempertahankan adat budaya Karo Merga Silima dan kerajaan itu adalah :

1. Kerajaan Lingga di Lingga (Sibayak/raja merga Karo-karo Sinulingga )

2. Kerajaan Barusjahe (Sibayak/raja merga Karo-karo Barus)

3. Kerajaan Suka (Sibayak/rajanya merga Ginting suka)

4. Kerajaan Sarinembah (Sibayak/rajanya Sembiring Meliala)

5. Kerajaan Kutabuluh (Sibayak/rajanya merga Perangin-angin)

Wilayah kelima kerajaan ini dulunya berada di dataran tinggi Karo atau saat ini masuk ke dalam wilayah Kabupaten Karo. Selain itu, ada lagi:

6. Kerajaan Gunung Merlawan (Sibayak/raja merga Sinulingga) yang sekarang wilayahnya masuk ke Kecamatan Kutalimbaru (Kabupaten Deliserdang), dan

7. Kerajaan Batuerdan (Sibayak Batuerdan merga Sinulingga) di Batuerdan / Tigalingga sekarang masuk Kabupaten Dairi.

Demikian juga di daerah pesisir, Suku Karo masih juga tetap eksis dengan tetap mendirikan kerajaan setingkat Raja Urung yakni :

1. Raja Urung Senembah (Karo-karo Barus),
2. Hamparen Perak Sepulu Dua Kuta (Sembiring Pelawi),
3. Raja Urung Sukapiring (Karo Sekali Sukapiring dan Sembiring Meliala serta Karo-karo Purba),
4. Raja Urung Sunggal Serbanaman (Karo-karo Surbakti) yang menjadi Ulun Jandji (pemegang sumpah Kesultanan) yang juga merupakan Kalimbubu dari keluarga Kesultanan Deli.

Ke 4 Raja Urung diatas, dengan perkembangan jaman akhirnya berubah menjadi kerajaan yang di pengaruhi Budaya Melayu beragama Islam dan menjadi Datuq 4 Suku di wilayah itu.

Satu kerajaan Karo di sekitar kota Medan yang tetap mempertahankan budaya dan agama atau kepercayaan Karo adalah Sibayak Lau Cih yang tidak menjadi Melayu dan tidak menjadi kerajaan Islam di sekitar kota Medan saat ini.

Baca Juga :  KPU Sumut Hormati Proses Hukum Perihal OTT Oknum Anggota KPU Padangsidimpuan

Hal hal diatas merupakan salah satu bukti tentang keberadaan Suku di Pesisir Timur sebagai suku asli, sebab federasi kesain, kuta, kesebayaken dan urung Karo sudah berbiak jauh sebelum Deli berdiri yang artinya, masyarakatnya juga jauh sebelumnya sudah mendiami daerah itu.

Hal itu dapat kita lihat dan kajian atas pernikahan Raja Deli pertama Gojah Pahlawan yang mengawini putri Karo Nang Baluan Beru Surbakti anak dari Raja Urung Sunggal serta aturan dan ketentuan 4 Raja Urung Karo yang menetapkan pengangkatan dan pengesahan Sultan Deli.

Bahkan, Kota Medan yang kini menjadi kota ketiga terbesar di Indonesia juga awalnya sebuah kuta (kampung) atau permukiman Suku Karo yang didirikan oleh Guru Pa Timpus Sembiring Pelawi, yang merupakan seorang dari Karo Gugung.

Namun perlu diketahui, bahwa sebelum Guru Pa Timpus turun gunung, masyarakat Karo dan negeri-negeri Karo sudah berkembang di Pesisir dengan adanya Wilayah kerajaan atau Raja Urung Senembah, Sunggal dan Sukapiring dan Guru Pa Timpus Sembiring Pelawi juga mendirikan Kerajaan Sepulu dua Kuta Hamparan Perak dan berkolaborasi dengan Kalimbubunya Panglima Hali Tarigan penguasa Wilayah Pulu Berayan.

keberadaan kampung-kampung Karo di Deli Hulu hasil gelombang migrasi dari Tanah Karo ke sekitar wilayah Deli Serdang saat ini di buktikan dengan lebih 3/4 wilayah Deli Serdang adalah wilayah 4 Raja Urung Karo yakni Raja Urung Sunggal Serbanyaman (Surbakti), Raja Urung Sepulu Dua Kuta Lau Cih (Purba), Raja Urung Suka Piring ( Karo Sekali – Meliala) dan Raja Urung Senembah (Barus) di Sumatera Timur saat itu.

Bahkan di hitung dari seluruh Kecamatan di Deli Serdang adalah Wilayah asli suka Karo yang tergambar dari nama Kecamatan seperti Sibolangit, Kutalimbaru, Pancur Baru, Deli Tua, Gunung Meriah, Sibiru Biru, Namo Rambe, STM Hulu, STM Hilir, Tanjung Merawa, Galang dan lain lain.

Demikian juga di Dairi dengan wilayah Tiga Lingga, Kuta Buluh, Taneh Pinem dan Gunung Sitember dan Langkat dengan Kuala, Bahorok, Salapian, Kuta Mbaru dan lainnya.

Sedangkan di Simalungun Atas kita mengenal wilayah Karo di Silima Kuta dan Cingkes serta Daerah Karo lainnya di Sumatera Utara saat ini

Reporter :ERI NANGIN

Berita Terkait

Keren…!!!Dua Putra Karo Memperkuat Sumut United FC di Liga Nusantara 2024-2025
Harapan Besar Presiden Prabowo Subianto kepada Brigjen Pol Purn Dr dr Antonius Ginting Untuk Bangun Taneh Karo Simalem
 Telkom Witel Sumut Dukung Digitalisasi Universitas Deztron Indonesia dengan Apresiasi dan Solusi Inovatif
SD Laudato Si School Pancur Batu Raih Mendali Emas Di Kompetisi Di Perguruan Tinggi EKA
Kejayaan Kerajaan Aru atau Haru dan Lahirnya 5 Kerajaan Suku Karo di Sekitar Medan Pasca Runtuhnya Kerajaan Aru atau Haru
Karutan Kabanjahe Ikuti Kegiatan Penandatanganan Fakta Integritas, Pengambilan Sumpah Jabatan, dan Arahan Perdana Kepala Kanwil Ditjenpas Sumut
Diduga penipu Suami Istri Asal Tanjung Balai Ini Resmi Dilaporkan ke Polrestabes Medan
Roy Fachraby Ginting SH M.Kn :Kerajaan Haru, Kerajaan Besar yang Terlupakan di Nusantara

Berita Terkait

Rabu, 12 Maret 2025 - 03:29 WIB

Komposisi Alat Kelengkapan DPRD Karo Periode 2024-2029 Terbentuk

Senin, 10 Maret 2025 - 23:36 WIB

Sesuai Dengan Arahan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan,Agus Andrianto..!!!Antisipasi Gangguan Kamtib, Rutan Kabanjahe Sinergi Dengan Polres Tanah Karo”

Senin, 10 Maret 2025 - 20:36 WIB

Diajak Kosumsi Narkoba dan Main Judi Online, Ganda Gurusinga Dijebak di Penginapan Mandiri

Minggu, 9 Maret 2025 - 19:54 WIB

Erianto Perangin-Angin Sambut Baik Kehadiran Pusat Rehabilitasi Narkoba Kitaro,Ini Bukan Yang Pertama

Minggu, 9 Maret 2025 - 16:01 WIB

Untuk Memastikan Situasi Aman dan Nyaman…!!! Rutan Kabanjahe Gelar Razia Insidentil Kamar Hunian

Minggu, 9 Maret 2025 - 12:22 WIB

Mengusung Tema “Kabupaten Karo Beriman Berbudaya Unggul Modern dan Sejahtera”..!!! Bupati Karo Resmi Buka Hari Jadi Kabupaten Karo ke 79

Minggu, 9 Maret 2025 - 11:32 WIB

Rapat Paripurna DPRD Karo Dalam Rangka Hari Jadi Kabupaten Karo ke 79,Dihadiri Wakil Gubernur Sumatera Utara,Bupati dan Wakil Bupati Karo

Sabtu, 8 Maret 2025 - 16:37 WIB

Hari Jadi Kabupaten Karo ke 79, Rutan Kabanjahe Hadiri Upacara Tabur Bunga di Makam Pahlawan

Berita Terbaru