Dikala Anjing Pemburu Khianati Pawang

INDONESIA24

- Redaksi

Rabu, 21 Agustus 2024 - 22:04 WIB

40180 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Opini oleh : Fauzan Azima/Teuku Gajah Putih (Mantan Panglima GAM Wilayah Linge)

“TIDAK perlu bersedih, mendendam, apalagi heran. Dia memang begitu.”

Itulah yang akan saya sampaikan kepada Muzakir Manaf alias Mualem jika saya bertemu dengannya. Ini penting saya sampaikan menyikapi dinamika politik Aceh yang melibatkan bekas Panglima Gerakan Aceh Merdeka itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jika Mualem tertarik mendengarkan, maka saya akan menjelaskan asbabun nuzul perkataan itu dengan kisah tentang karakter manusia yang seperti itu. Manusia yang diselimuti penyakit hati dan dikendalikan oleh sifat-sifat tidak terpuji.

Hati yang kotor harus dibersihkan (takhalli). Lantas diisi dengan sifat-sifat baik (tahalli) lalu dia akan mendapatkan manifestasi atau perwujudan dari hasil berbuat baik (tajalli). Orang Sunda menyindir orang yang tidak mau membersihkan hati dengan sebutan “manuk sia” atau ayam.

Semua sifat kotor itu ada pada manusia. Kalau kita menganggap hewan rendah, maka manusia juga memiliki potensi sama jika gagal menggunakan pikiran dan hati. Orang-orang ini akan diletakkan Allah di tempat paling rendah, asfala safilin. Representasi sifat hewan itu melekat pada manusia.

Baca Juga :  Calon Kepala BIN Harus Mampu Menjawab Tantangan yang Multi Dimensional

Syahdan, Nabi Nuh as minta tolong kepada empat orang tukang. Tapi semua tukang itu meminta imbalan, yakni menikah dengan putri semata wayang Nuh. Tapi tidak mungkin Nuh menikahkan putrinya dengan empat orang tukang.

Sebagai nabi yang dilebihkan akal, pikiran, rasa dan perasaannya, tentu tidak ingin mengecewakan para tukang itu. Dia lantas berdoa kepada Tuhan agar diciptakan tiga orang perempuan lagi.

Tuhan pun mengabulkan permintaan itu. Dan menciptakan seorang perempuan dari kuda, kemudian seorang lagi dari anjing, dan seorang lainnya dari ular. Penjelasan ini membuat kita semakin yakin bahwa di hati manusia sekarang ini terselip sifat hewani.

Kalau dia suka berpetualang, ingin bebas dan keras kepala, itu dipastikan dari “titisan” kuda. Kalau selalu ingin ribut, bertengkar, berkelahi, dan tidak punya rasa malu, berarti mewakili sifat anjing. Sedangkan sifat ular mewariskan kelicikan, tipu daya, dan berkhianat.

Baca Juga :  Debat Pamungkas Capres menuju KPU 14 Februari 2024

Di Takengon ada istilah “asu kute (anjing kota)”. Sebutan ini, karena sering dipakai, disingkat menjadi “askut”. Konon, dulu di belantara Tanoh Gayo, sang pawang mendidik anjing pemburu yang andal.

Sampai pada satu ketika, saat si anjing merasa memiliki cukup kepintaran, dia mengkhianati si pawang, meninggalkannya dan pergi ke Takengon. Anjing itu bertahan hidup dengan mencari makan di tong-tong sampah. Saat malam tiba, dia tidur di emperan toko. Pada masanya, dia menjadi penguasa di antara para anjing.

Lantas pada 1980-an, ungkapan “askut” menjadi istilah bagi orang yang berusaha dekat dengan orang lain dengan segala cara; menjilat, membuat konspirasi dan akhirnya berkuasa.

Bagi manusia, ini adalah peringatan agar berhati-hati memilih kawan. Pura-pura baik, nyatanya berkhianat setelah mendapatkan apa yang dia anggap sebagai “kepintaran*. Muallim harus memberikan sebutan “asu kute” bagi orang yang mengkhianatinya.

(Mendale, Agustus 21, 2024)

Berita Terkait

Tercabiknya Hutan Pendidikan Bukti Hukum dan Penguasa Tak Mampu Melindungi
Mualem – Dek Fad, Solusi Untuk Aceh Maju dan Bermartabat
DEMOKRASI TIDAK BERMAKNA TUNGGAL
Menjelang Pilkada 2024, Pidie Butuh Pemimpin Yang Peduli dan Mampu Membangkitkan Ekonomi
Calon Kepala BIN Harus Mampu Menjawab Tantangan yang Multi Dimensional
Saatnya Penyegaran Pimpinan Intelijen Negara
Tumbangnya Kepemimpinan Abal-Abal
Akibat Ketamakan dan Prilaku Korup, APBA 2024 Akhirnya Dipergubkan

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 13:50 WIB

Kapolres Batu Bara Sertijab kan 4 PJU

Senin, 21 April 2025 - 00:55 WIB

LPAI Batubara Dikukuhkan..!!! Dihadiri Ketua Umum Kak Seto

Sabtu, 19 April 2025 - 08:15 WIB

Peringati Hari Paskah Wafat Isa Al-Masih, Polsek Labuhan Ruku Berikan Pengamanan di Gereja GKPI Maranatha

Minggu, 13 April 2025 - 21:53 WIB

Pengamanan Ibadah Umat kristiani Gereja HKBP dan GKPI di Wilkum Polsek Labuhan Ruku Aman dan Damai 

Minggu, 6 April 2025 - 00:14 WIB

Orang Tua Korban Penganiayaan Ahmad Rafli, Minta Polsek Labuhan Ruku Tegakkan Keadilan 

Selasa, 1 April 2025 - 17:42 WIB

Brigadir Hanrisal Silaen Hasil Olah TKP Mayat Ditemukan, Efendi Gangguan Mental di Pulangkan ke Rumah Duka

Senin, 31 Maret 2025 - 02:56 WIB

Kapolsek Labuhan Ruku, Utamakan Restorative Justice Secara Kekeluargaan 

Jumat, 28 Maret 2025 - 17:13 WIB

Sambut IdulFitri, Ketua Bravo 5 Viktor Oktovianus Saragih Berikan Bingkisan dan THR Kepada 200 Media 

Berita Terbaru

BATU BARA

Kapolres Batu Bara Sertijab kan 4 PJU

Senin, 21 Apr 2025 - 13:50 WIB