Medan – Indonesia24: Jari jari tangan mereka terlihat begitu cekatan membuat sarang ketupat milik juragan mereka sambil duduk duduk di depan teras sebuah rumah saling bercengkrama membahas tentang banyak hal.
Dan wajah kelompok ibu ibu ini, Sabtu (3/2) terlihat begitu ikhlas demi membantu keuangan keluarga yang terasa begitu sempit. Mirisnya, upah yang didapat terasa begitu kecil dimana 100 sarang ketupat dihargai Rp.2000, ( Dua Ribu Rupiah )
Sekelompok ibu ibu bernama, Yanti (46) Nurhaida (54) dan Penti (34) penduduk Gang Rukun, Kelurahan Tegal Sari satu, Kecamatan Medan Area, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara secara bersama sama mengatakan pada Indonesia24 punya penghsilan paling banyak Rp.10.000 dalam satu hari.
“ mulai bekerja mulai jam 11.00 siang hingga jam 14.00 Wib, malam hari” ujar Yanti seorang ibu janda punya anak 3.
Lebih lanjut disebutkan Yanti, kerjaan pembuat sarang ketupat ini merupakan kerja sampingan selain menjahit musiman, pada saat tertentu. Umpamanya saat mau lebaran atau saat mau Natal dan Tahun baru ada orderan “ sekarang buat sarang ketupat karena tak ada orderan” ujarnya.
Yanti punya anak tiga putra dan putri. Anak pertama disebutkan sudah kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Medan. Anak ke 2 SMA dan anak ketiga masih sekolah dibangku MTS
Ketika ditanya apakah gaji dari pembuat sarang ketupat bisa cukup untuk kebutuhan hidup dan biaya sekolah anak anaknya?
“ untungnya bang anakku paling besar dapat beasiswa PKH, dan dapat jatah beras PKH dari program pemerintah. Sehingga anak bisa kuliah dan bisa makan. Kalau gak mana mampu” ujarnya lirih.
Hal yang sama juga dikatakan Penti ibu dua orang anak dan buat sarang ketupat sudah dilakoninya sejak dia sudah berumur 9 tahun.
Suaminya disebutkan Penti kerja serabutan kadang ada kerjaan kadang enggak.
“ walaupun upah tak mencukupi, tapi demi ekonomi keluarga kerjaan ini kulakukan walapun terkadang pinggang begitu sakit harus duduk sampai lama”
Temannya, Nurhaidah mengatakan uang upah Rp.10.000 pada jaman sekarang tidaklah cukup “ daripada duduk duduk lebih baik kerja kerajinan tangan” ujarnya.