DPW PWDPI Bali Hadiri Natal PARNA Se-Bali
Bali,Perayaan Natal ini diakui sebagai penggerak dalam meningkatkan wawasan keberagaman dan menjaga kerukunan antar umat beragama dalam mengemban pengabdian mulia bagi masyarakat, bangsa dan negara.
“Melalui kegiatan ini, diharapkan berdampak positif pada sistem kehidupan bermasyarakat dan sadar sepenuhnya akan tanggung jawab untuk ikut berperan aktif dalam pembangunan di bidang pendidikan, kebudayaan, ekonomi dan sosial. Untuk itu, perlu adanya suatu wadah pembinaan dan pengembangan bagi organisasi Parsadaan Pomparan Raja Naiambaton atau disebut PARNA se-Bali,” kata PJ. Gubernur Bali yang diwakili oleh Kabid Iwak Terbang atau
Ideologi Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa, Badan Kesbangpol Provinsi Bali I Komang Kusumaedi, Sabtu, 9 Desember 2023.
Menurutnya, organisasi PARNA se-Bali sebagai mitra pemerintah dapat meningkatkan prestasi dan kinerja organisasi, dalam rangka bersama-sama membantu Pemerintah Daerah guna menyukseskan pembangunan di daerah Bali.
“Melalui pembangunan secara berpola, menyeluruh, terencana, terarah dan terintegrasi dalam bingkai NKRI berdasarkan Pancasila, mari bersama-sama membangun Bali tercinta untuk mewujudkan Bali yang aman, sehingga masyarakat Bali pada akhirnya akan menuju masyarakat sejahtera dan bahagia,” pungkasnya.
Komang Kusumaedi berharap, agar organisasi PARNA se-Bali dapat turut serta memberikan kontribusi positif bagi pemerintah dan juga menjaga keharmonisan dan toleransi umat beragama.
“Organisasi dapat bermanfaat dalam mengemban tugas pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara serta nilai-nilai luhur sebagai modal dasar membangun kembali semangat berdarma bakti demi tercapainya cita-cita proklamasi kemerdekaan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah NKRI yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Mujiardi Santoso selaku Ketua DPW Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia atau PWDPI Provinsi Bali didampingi Meivi menghadiri Perayaan Natal Parsadaan Pomparan Raja Naiambaton atau PARNA se-Bali di Desa Wisata Warisan Budaya, Desa Adat Renon, Jalan Tukad Balian Gang Pura Dalem Nomor 7 Renon, Denpasar, Sabtu, 9 Desember 2023.
Disebutkan, Perayaan Natal merupakan Hari Raya umat Kristiani untuk memperingati Hari Kelahiran Yesus Kristus yang dirayakan secara khidmat dan kebesaran, baik didalam gereja maupun rumah.
Oleh karena itu, Mujiardi Santoso mengucapkan selamat merayakan Natal buat PARNA se-Bali sebagai ungkapan rasa syukur atas hal-hal yang lebih besar dalam hidup lantaran bersyukur juga tak sebatas materi dan fasilitasi yang bisa dinikmati melainkan juga atas hal lainnya, seperti kesehatan, kemampuan dan keluarga, teman baik dan sebagainya.
“Semoga para pimpinan beserta seluruh anggota Parsadaan Pomparan Raja Naiambaton atau PARNA se-Bali dapat melaksanakan kegiatan peribadatan dalam suasana khusuk dan khidmat,” harapnya.
Patut diketahui, menjelang Natal, biasanya umat Kristiani mempersiapkan segala sesuatunya secara detail, seperti mendekorasi rumah dengan cantik, acara tukar kado hingga menyajikan kue kering sebagai momentum yang baik dalam mengawali tugas-tugas kemasyarakatan guna bekerja secara maksimal dan efektif.
Sementara itu, Ketua PARNA Bali Jonni Briston Manihuruk didampingi Ketua Panitia Alman Sidabutar menyampaikan, untuk ketiga kalinya Perayaan Natal PARNA se-Bali dilaksanakan sebagai momentum baik untuk menjalin silaturahmi, yang kedepannya direncanakan bakal digelar setiap dua tahun sekali.
“Terakhir, Perayaan Natal digelar sebelum Covid-19 tepatnya 5 tahun lalu, yang pertama kali digelar ada sekitar 10 tahun lalu,” jelasnya.
Meski demikian, Perayaan Natal ini sebagai usaha mengumpulkan anak-anak muda yang sekarang datang ini lebih mengetahui saudaranya, bahwa mereka satu Marga.
“Jadi, ketika bertemu di jalanan, mereka satu Marga sebagai orang Batak artinya mereka punya jatidiri dan bangga sebagai orang Batak. Jadi, itu tujuan kami,” terangnya.
Perlu diketahui, ada 5 eksis Punguan yang sub hingga saat ini berada di Bali. Bahkan, PARNA itu sendiri adalah Punguan yang masih memegang teguh aturan yang berlaku, dalam arti meski berbeda Marga, namun keturunannya tidak diperbolehkan menikah.
“Ada 63 Marga, ada juga bilang 59 Marga, ada banyak pendapat. Ada puluhan Marga yang saling berbeda, namun anak satu keturunan, yang keturunannya tidak boleh saling menikah. Walaupun mereka ketemu di Amerika, Papua, Batak atau dimanapun itu tidak boleh menikah, karena satu keturunan,” tambahnya.
Turut hadir, Kepala Pelaksana Pembinaan Mental atau Kalak Bintal Jarahdam IX Udayana Letkol Inf. Ketut Nesa Suardanta, ST.,MT., dan perwakilan Polda Bali. (ace/AR81).
#PARNA BALI #PERAYAAN #NATAL #MARGA #PUNGUAN #ORANG BATAK