INDÔNÈSIA24 Co| Subulussalam | Bencana banjir yang sudah cukup meresahkan masyarakat, bukan hanya daerah Sultan Daulat, Rundeng dan Longkib, tapi mulai dari Aceh Tenggara banjir bandang, Aceh Selatan juga banjir bandanh, Kota Subulussalam dan Aceh Singkil terus di landa banjir, dan ini sudah cukup lama. Selain banjir telah memasuki rumah, juga menghancurkan rumah, kena lumpur dan sebahagian besar sudah mengungsi ke tempat pengungsian dan kerumah pamili-pamili, sementara hujan juga belum berhenti, 03/12/2023),
Melihat musibah banjir di penghujung Aceh bagian selatan dan tenggara ini sudah melanda empat Kabupaten Kota, rasanya perlu penanganan yang cukup serius karena khawatir akan menelan korban, belum lagi kerugian usaha, tanaman tua dan muda, toko sembako, dan penjual sayur, perjalanan terganggu, semua usaha sudah terganggu dan lumpuh, sementara Pemerintah Daerah Kabupaten Kota cukup terbatas anggaran untuk membantu, sepertinya sembilan anggota DPRA berasal dari daerah Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Singkil, Kota Subulussalam dan Abdya dan empat orang diantaranya dari Kota Subulussalam perlu mendesak Gubernur Aceh untuk menjadikan daerah darurat banjir jangan jadi penonton banjir, agar penangan dari Pemerintah Aceh serius dilakukan, masyarakat sudah menunggu dari awal banjir kemaren, sudah saatnya wakil rakyat bersuara lantang ke Gubernur Aceh dari gedung DPRA tidak di medsos-medsos ataupun media, tapi tidak ada satu orangpun yang berbicara terkait banjir dari Dapil sembilan ini, apa tidak melihat video dan foto-foto di medsos atau tidak ada laporan masyarakat, atau sama sekali tidak peduli dengan bencana banjir yang melanda kampung-kampung di daerah Aceh Selatan, Aceh Singkil dan Kota Subulussalam. Cetus Jaminuddin B.
Setiap tahun setidaknya dua atau tiga kali banjir, dan ini sudah menjadi langganan khususnya daerah daerah aliran sungai (DAS) dan masyarakat tidak bisa berbuat banyak hanya pasrah karena banjirnya merata, harusnya anggota DPRA sejak terpilih tahun 2019 yang lalu aspirasi untuk mengatasi banjir itu sudah di suarakan dari empat tahun yang lalu, sehingga ada alternatif solusi yang dilakukan oleh Pemerintah Aceh seperti pembuatan kanal di Lae mate lama, bulusema dan lain-lain sehingga mengurangi banjir bagi daerah kota Subulussalam dan Aceh Singkil tapi itu tidak pernah di suarakan di gedung DPRA dan ini belum ada kata terlambat untuk menyuarakan, masyarakat hanya bisa berbicara melalui media tapi DPRA bisa memanggil Gubernur Aceh, memanggil Kadis PUPR untuk segera melakukan eksekusi terhadap musibah banjir di beberapa daerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tidak ada ungkapan masyarakat selain berharap penuh kepada anggota DPRA khususnya empat orang putra terbaik kota Subulussalam untuk segera menyuarakan di gedung DPRA agar Pemerintah Aceh segera menetapkan daerah Aceh Selatan, Kota Subulussalam dan Aceh Singkil Darurat bencana banjir sehingga penanganan segera dan tuntas, dan wakil rakyat yang duduk di DPRA itu punya kapasitas untuk menyampaikan di gedung Parlemen Aceh tersebut. Tutup Jaminuddin Berutu, S.PdI.,M.Si Ketua Partai NasDem Kota Subulussalam
Jalaludin Barat