Posisi Politik Perempuan Dalam Perspektif Islam

INDONESIA24

- Redaksi

Selasa, 7 November 2023 - 01:52 WIB

40211 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Rini Astutik
Pemerhati Sosial

Anggota DPRD Provinsi Kaltim Fitri Maysaroh mendorong partisipasi perempuan meningkat di lembaga legislatif. Pasalnya, kehadiran perempuan dianggapnya sangat penting di berbagai aspek. https://mediakaltim.com/legislator-pks-ini-dorong-partisipasi-perempuan-meningkat-pada-pemilu-2024/

Lebih lanjut ia mengatakan, tak hanya mendorong peningkatan partisipasi perempuan. Namun, keterlibatan “Srikandi” di kontestasi politik juga harus dibarengi kemampuan, dan kapabilitas yang mumpuni. Sehingga tak hanya menjadi pemanis semata atau sekedar memenuhi kuota partisipasi perempuan sebesar 30 persen.

Kaum perempuan dianggap memiliki peluang besar untuk berprestasi dalam politik, tidak hanya sebagai penggembira. Apalagi saat ini peluang perempuan semakin terbuka untuk menjadi pemain bukan peserta pasif. Tentu saja, harapannya dengan aktifnya partisipasi perempuan dalam politik maka persoalan-persoalan krusial khususnya terkait perempuan dianggap mampu terselesaikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun pada kenyataannya keberadaan perempuan menjadi pemimpin tidak serta merta menyelesaikan persoalan kaumnya. Bahkan nasib perempuan akan tetap terpinggirkan, ini dibuktikan atas pelegalan UU 11/2020 tentang cipta kerja.

Makin susahnya hidup ditengah himpitan ekonomi dengan naiknya harga-harga pangan merupakan contoh bahwa saat ini kaum ibu sangat butuh sekali perhatian guna pemenuhan kebutuhan dapur mereka. Meskipun kaum hawa mampu menempati posisi penting sebagai ketua DPR pada faktanya belum mampu mengatasi berbagai persoalan yang ada.

Sebab persoalan perempuan yang terjadi saat ini akibat diterapkannya sistem kehidupan demokrasi kapitalistik. Dengan tertancapnya keyakinan bahwa persoalan perempuan akan terselesaikan ketika terjun ke tataran kebijakan publik dan politis sangat terpengaruhi wacana pemikiran demokrasi kapitalistik yang kini mendominasi pemikiran masyarakat. Sistem ini dipercaya sebagai sistem politik paling ideal dan progresif.

Perlu kita ketahui bahwa Politik dalam arti sekarang dimaknai sempit hanya menghitung keterlibatan suara saat pemilu dan memenuhi kuota 30% dalam partai politik legislatif. Dan banyak Perempuan terjebak dalam politik praktis ala kapitalis sehingga perannya tumpul untuk mencerdaskan umat dengan Islam.

Padahal sejatinya perempuan merupakan sasaran empuk yang dibidik barat agar berada dalam tampuk kekuasaan. Andaipun berada dalam lingkaran kekuasaan, dalam demokrasi para perempuan hanya dijadikan pemanis politik. Yang mana bertujuan agar perempuan menjadi kaki tangan bagi para kapitalis.

Baca Juga :  Kondisi Kekinian: Surya Paloh, Anies-Imin dan Last Battle

Maka tak heran jika dalam sistem kapitalis, perempuan hanya menjadi alat untuk memuluskan kepentingan pemilik modal. Sebab dalam sistem demokrasi, gender bukanlah persoalan penting, karena yang lebih utama adalah memastikan kebijakan berpihak pada segelintir orang yaitu bagi para oligarki.

Sebab kekuasaan dalam sistem demokrasi kapitalisme akan selalu meniscayakan kepentingan oligarki, yang pada akhirnya kepentingan para oligarki yang diutamakan bukan keberpihakan pada kepentingan perempuan. Dan tidak sedikit yang menganggap bahwa politik itu kotor sehingga enggan ketika diajak atau sekedar ngaji agar paham bagaimana politik dalam perspektif Islam.

Mirisnya lagi banyak diantara para perempuan yang menghindari kajian dakwah politik dan lebih memilih kepada ibadah mahdah saja sehingga phobia dengan Islam politik atau terjebak dalam politik praktis demokratis yang mengatasnamakan Islam.

Islam sangat tegas melarang perempuan menjadi pemimpin dalam urusan kekuasaan dan pemerintahan. Bahkan Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan pernah beruntung suatu kaum yang mereka menyerahkan kepemimpinan mereka kepada perempuan.” (HR Bukhari)

Sehingga Haram atas perempuan menduduki tampuk kekuasaan dan menerima jabatan pemerintahan. Namun, Islam tidak akan mengebiri peran politik perempuan. Islam justru memperbolehkan kaum hawa berpartisipasi dalam ranah politik selagi dalam koridor dan tidak melanggar yang ditetapkan syariat.

Islam memandang bahwa keberadaan perempuan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kaum adam sebab Allah menciptakan keduanya memiliki tanggung jawab yang sama dalam mengatur dan memelihara kehidupan sesuai dengan aturan Allah.

Oleh karenanya terkait peran politik ditengah masyarakat, Islam tidak pernah meminggirkan kaum perempuan dalam aktivitas politik. Bahkan sejak kemunculannya Islam justru mengapresiasi keberadaan perempuan sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki kewajiban guna mewujudkan kesadaran politik pada diri mereka dan masyarakat secara umum.

Hanya saja, perlu diluruskan kembali bahwa pengertian politik dalam konsep Islam tidak terbatas pada masalah kekuasaan dan legislasi, melainkan meliputi periayahan seluruh urusan umat baik di dalam maupun diluar negeri, yang mencakup aspek Negara maupun umat.

Baca Juga :  Tercabiknya Hutan Pendidikan Bukti Hukum dan Penguasa Tak Mampu Melindungi

Oleh karena itu politik dalam perspektif Islam tidak mempersoalkan apakah posisi seseorang sebagai penguasa atau sebagai rakyat biasa. Sebab Keduanya memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang sama dalam menyelesaikan problematika umat.

Islam akan memfungsikan segenap potensi perempuan untuk menyelesaikan urusan umat, maka disitulah keterlibatan perempuan nampak dalam aktivitas politik. Dan perlu difahami bahwa esensi kiprah politik perempuan adalah sebagai bagian dari kewajiban yang diperintahkan langsung oleh Allah SWT.

Bahkan Rasulullah SAW pernah bersabda,” Siapa saja yang tidak memperhatikan kepentingan kaum muslim, ia bukanlah termasuk diantara mereka. Siapa saja yang bangun pada pagi hari tidak memperhatikan urusan kaum muslim, ia bukanlah golongan mereka.” (HR ath-Thabari)

Islam jelas memandang bahwa berbagai macam problematika umat harus diselesaikan secara bersama baik laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu, Allah SWT telah menetapkan bahwa secara politis, peran utama dan strategis bagi perempuan adalah sebagai al-ummu wa rabbatul bayt, sebagai pencetak generasi pemimpin. Dengan itu akan lahir generasi yang berkualitas sebagai para pejuang Islam yang tangguh.

Namun Islam juga memberikan peluang besar bagi perempuan untuk berkontribusi aktif ditengah masyarakat salah satunya adalah dengan berpolitik berikut kontribusi perempuan dalam Islam 1. Melakukan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana perintah Allah dalam Qs Ali Imron :104 ” Dan Hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah daripada yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”.

2. Islam membolehkan perempuan melakukan baiat kepada Kholifah sebagaimana laki-laki. 3. Hak memilih dan dipilih menjadi anggota majelis umat. Salah satu contoh adalah Asma bin kaab satu dari perempuan cerdas turut membai’at Rasulullah di Aqabah sebagai perwakilan kaumnya.

4.Kewajiban mengoreksi dan menasihati penguasa. Begitulah peran perempuan dalam ranah perpolitikan Islam. Tentu hal ini sangat berbeda jauh dalam sistem politik ala demokrasi saat ini. Wallahu A’lam Bishowabh.

Berita Terkait

Tercabiknya Hutan Pendidikan Bukti Hukum dan Penguasa Tak Mampu Melindungi
Dikala Anjing Pemburu Khianati Pawang
Mualem – Dek Fad, Solusi Untuk Aceh Maju dan Bermartabat
DEMOKRASI TIDAK BERMAKNA TUNGGAL
Menjelang Pilkada 2024, Pidie Butuh Pemimpin Yang Peduli dan Mampu Membangkitkan Ekonomi
Calon Kepala BIN Harus Mampu Menjawab Tantangan yang Multi Dimensional
Saatnya Penyegaran Pimpinan Intelijen Negara
Tumbangnya Kepemimpinan Abal-Abal

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 13:50 WIB

Kapolres Batu Bara Sertijab kan 4 PJU

Senin, 21 April 2025 - 00:55 WIB

LPAI Batubara Dikukuhkan..!!! Dihadiri Ketua Umum Kak Seto

Sabtu, 19 April 2025 - 08:15 WIB

Peringati Hari Paskah Wafat Isa Al-Masih, Polsek Labuhan Ruku Berikan Pengamanan di Gereja GKPI Maranatha

Minggu, 13 April 2025 - 21:53 WIB

Pengamanan Ibadah Umat kristiani Gereja HKBP dan GKPI di Wilkum Polsek Labuhan Ruku Aman dan Damai 

Minggu, 6 April 2025 - 00:14 WIB

Orang Tua Korban Penganiayaan Ahmad Rafli, Minta Polsek Labuhan Ruku Tegakkan Keadilan 

Selasa, 1 April 2025 - 17:42 WIB

Brigadir Hanrisal Silaen Hasil Olah TKP Mayat Ditemukan, Efendi Gangguan Mental di Pulangkan ke Rumah Duka

Senin, 31 Maret 2025 - 02:56 WIB

Kapolsek Labuhan Ruku, Utamakan Restorative Justice Secara Kekeluargaan 

Jumat, 28 Maret 2025 - 17:13 WIB

Sambut IdulFitri, Ketua Bravo 5 Viktor Oktovianus Saragih Berikan Bingkisan dan THR Kepada 200 Media 

Berita Terbaru

BATU BARA

Kapolres Batu Bara Sertijab kan 4 PJU

Senin, 21 Apr 2025 - 13:50 WIB