JAKARTA _Supriyadi Alaina Caleg Hanura Bonebolango, mengungkapkan kekesalannya terhadap sejumlah Oknum Media dan LSM yang dianggap menganggu bisnis Batu Hitam Illegal di Kabupaten Bonebolango.
Menurut Supriyadi, LSM dan Media saat ini hanya ingin memeras investor dan pengusaha tambang, pihak-pihak yang meributkan persoalan pertambangan batu hitam hanya karena faktor kecemburuan sosial, ungkapnya.
Org cmn bisa gampang bicara….kami penambang juga paham hukum…..kami juga udh capek….smua bermuara ke pemerintah…
Tp hari semua cmn bermuara kpd pendapatan masyrakat penambang…alias kecemburuan.. Jangan juga ditanya kalau ada kekerasan..karena terjadi bukan belam masrakat penambang cmn terjadi pemerasan…. Oknum lsm sm oknum media…sm itu…makanya ana jadu malas.paling bagus perang torang, ketus supriyadi.
Sebelumnya pada selasa (24/10/2023) Kapolda Gorontalo Irjend Angesta Romano Yoyol, kembali mengamankan ratusan karung material batu hitam di gudang tumpukan kecamatan suwawa tengah Kabupaten Bonebolango.
Menaggapi hal tersebut Ketua LSM Fokus Yamin Akuba, mengapresiasi langkah Kapolda yang kembali mengamankan tumpukan metarial batu hitam di gudang desa tolomato Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Gorontalo.
Yamin berharap tindakan Kapolda Gorontalo ini dilakukan secara menyeluruh, terhadap semua gudang penumpukan material batu hitam yang ada di Suwawa Kabupaten Bonebolango sehingga tidak terkesan tebang pilih.
Masih menurut yamin, justru ada gudang penumpukan batu hitam yang sampai saat ini tidak pernah tersentuh hukum, bahkan batu hitam yang sempat di tindak oleh Kapolda Gorontalo pada bulan mei 2023 kemarin barang buktinya sudah hilang.
Senada dengan Yamin akuba, aktivis lingkungan Anto Margarito mengungkap sikap Kapolda Gorontalo Irjen Pol. Angesta Romano Yoyol, dinilai pilih kasih atau standar ganda dalam melakukan penindakan kasus batu hitam (black stone), terlebih khusus empat kontainer batu hitam yang lolos dari pelabuhan Gorontalo beberapa waktu lalu.
“Saya menilai ada perlakuan khusus terhadap 4 kontainer tersebut. Kenapa saya bilang begitu, karena saya belajar dari 2 kontainer yang sebelumnya. Saat itu Kapolda Gorontalo langsung merespon dengan mengembalikan 2 kontainer batu hitam itu ke Gorontalo meski perkembangan kasusnya tidak tahu sudah sejauh mana,” tutur Anto seperti yang dikutip dari Kontras.
(Tim Media)